Merampas Mimpi
dan semua yang ku rangkai
dalam satu malam
kini pecah, hilang dalam mimpi
senja yang tak lagi bermain di
mataku
kaku jiwa yang terikat pada
lelah
entah dari mana datangnya
sebutir tawa
tapi itu tawa luka
hancur resah menusuk
aku tetap berlari mengejar pintu
mimpi
tersandung...div
class="fullpost">
terjatuh bergelimang doa-doa
ratap ku pada bulan yang tak
lagi menari
menghiasi mimpi sang pemimpi
bukalah aku pintu mimpi
agar aku bisa menangis mencari
air mataku yang hilang
itu mimpiku
jangan kau rampas lagi wahai
tangan dengki
dingin panas aku meniti
perih dua telapak kaki
darah
darah mengalir deras di atas
mimpi
jauh, masih jauh aku mencari
mimpi ku
yang dulu sempat aku titip
dalam satu malam
grimispun menangis tak
berhenti
lari lagi luka
lesu bermain merangkak dan aku
terjatu lagi
kali ini dua kaki lumpuh tak lagi
menopang tubuh malang
bersama bayang kupu-kupu biru
menuntun ku
menggenggam jari-jari kebasku
sayap harap rindu
ku tabur doa di mimpi ku
semoga tumbuh subur bunga-
bunga mimpi
indah bukan neraka mimpi
aku tersenyum rendah di celah
kaki bukit mimpi
terlelap.
---------------------
Nurhalim Hafis, Mahasiswa STAI
Bengkalis Semester IV A PBI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar